Labels

Senin, 20 Agustus 2012

KECERDASAN SPIRITUAL - ESQ

Selama ini banyak berkembang dalam masyarakat kita sebuah pandangan stereotipe, dikotomisasi antara kepentingan dunia dan akhirat. Mereka yang memilih keberhasilan di jalan "vertikal" cenderung berpikir bahwa kesuksesan dunia justru adalah sesuatu yang bisa "dinisbikan" atau sesuatu yang bisa sedemikian mudahnya "dimarginalkan". Hasilnya, mereka unggul dalam kekhusyukan zikir dan kekhidmatan berkomtemplasi namun menjadi kalah dalam percaturan ekonomi, ilmu pengetahuan, sosial, politikk dan perdagangan di area "horizontal", kekuatan pikirnya tak pernah diimbangi oleh kekuatan spiritual

Untuk menjadi diri sendiri yang handal, seseorang tidak hanya perlu memiliki kecerdasan intelektual dan emosi, melainkan juga kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual itu merupakan kemampuan seseorang untuk menyelaraskan hati dan budi sehingga menjadi orang yang berkarakter dan berwatak positif.

Plato, seorang filosof pernah berucap bahwa kesengsaraan pada dasarnya disebabkan oleh kebodohan (ignorance). Kebodohan tersebut berakar pada ketidakmampuan seseorang mengenali dirinya sendiri. Oleh karena itu, unsur spiritual sangat diperlukan seperti halnya unsur fisik agar seseorang mampu melihat lebih dalam.


Danah Zohar dan Ian Marshall menekankan bahwa kecerdasan spiritual mampu mengarahkan manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya. Sebab, hakikat manusia itu bisa ditemukan dalam perjumpaan manusia dengan Tuhan. Mistisisme membantu manusia untuk mencari something out there that are unknown (sesuatu di luar sana yang tidak diketahui).
Sehingga kecerdasan spiritual sangat membantu meningkatkan kompetensi seseorang untuk mengambil jalan hidup yang lebih hakiki. Tujuan SQ adalah untuk menaklukkan diri dan mengatur hidup begitu rupa sehingga tidak ada suatu pandangan hidup di bawah pengaruh sikap kelekatan pada apa pun. Kecerdasan spiritual bersifat eksistensial dan memiliki sense of mission.
Beberapa pembuktian ilmiah tentang kecerdasan spiritual telah dipaparkan. Bukti yang paling menarik adalah riset ahli saraf Australia, Wolf Singer era 1990 an atas makalahnya, The Binding Problem,  yang menunjukan
........ada proses saraf dalam otak manusia yang terkonsentrasi pada usaha untuk menyatukan serta memberi makna dalam pengalaman hidup kita. Suatu jaringan saraf yang secara literal "mengikat" pengalaman kita secara bersama untuk "hidup lebih bermakna".
Inilah bukti bahwa manusia secara fitrah adalah harus bertuhan dan menjawab makna hidup tertinggi yaitu tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber-SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.

Didalam ESQ, kecerdasan spritual adalah adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, prilaku, dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif dan transedental. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Google Ping My page rank Ping O-matic Pingonat